https://baiqrosmala.com/2015/06/14/tips-cara-mudah-belajar-berenang-bagi-pemula/
Renang konon dikatakan sebagai salah satu olahraga yang baik karena
berenang membuat nyaris semua otot bergerak baik otot tangan dan kaki.
Olahraga berenang mempunyai resiko cidera otot dan tulang yang rendah
dibandingkan olahraga lain karena air itu sendiri memberikan resistansi
agar otot dan tulang tidak ditarik secara keras dan tiba-tiba. Otot
perenang lebih elastis dan lentur karena gerakan renang bisa dilakukan
dengan rileks dengan tarikan minimal. Berenang juga bahkan aman
dilakukan oleh wanita hamil, orang berumur lanjut, dan bahkan orang yang
lumpuh karena stroke.
Berenang juga melatih emosi dan ketenangan perenang. Perenang yang
merasa takut berada di kolam dalam maka dadanya sulit untuk berkontraksi
maksimal guna menghirup udara yang banyak. Perenang harus melatih
ketenangan diri di kolam agar tarikan nafasnya normal terutama bagi yang
menekankan berenang pada durasi waktu panjang (marathon) dan bukan pada
kecepatan waktu tempuh (sprint).
Berenang sebaiknya mulai dipelajari sejak usia dini. Koordinasi tangan,
kaki, dan mulut untuk mengambil napas akan lebih mudah dilatih di usia
dini dari pada di usia dewasa. Bahkan seorang bayi yang belum bisa
berjalanpun bisa dilatih berenang karena tidak diperlukan keseimbangan
tubuh seperti waktu berjalan.
Berenang bisa dilakukan sendiri dan bisa dilakukan kapan saja, bahkan di
saat cuaca hujan. Beberapa kolam melarang pengguna untuk berenang
disaat hujan karena kuatir disambar petir, meskipun alasan ini sangat
mengada-ada karena petir selalu menyambar tempat yang lebih tinggi
sedangkan kolam biasanya bukan di tempat tertinggi di radius 40-50
meter. Kecuali kalau kolam yang terdapat di puncak gedung seperti kolam
perahu di hotel Marina Bay Sand Singapore.
Belajar berenang di usia dewasa lebih sulit, sehingga disarankan untuk
melatih gerakan secara terpisah dan bukan sekaligus melakukannya. Orang
dewasa yang belajar berenang bukan dengan cara dipegang kemudian
menggerakkan tangan dan kaki untuk bergerak maju di air seperti cara
belajar berenang pada anak-anak dimana gerakan dan nafas dilatih
bersamaan. Belajar berenang di usia dewasa adalah dengan cara melatih
koordinasi nafas lebih dahulu baru kemudian koordinasi gerakan.
Melatih koordinasi nafas pertama-tama adalah dengan berdiri vertikal di
kolam dan kemudian memasukkan kepala ke dalam air dengan cara menurunkan
tubuh baik dengan membungkuk atau duduk didalam kolam sehingga kepala
berada di dalam air dan kemudian mengeluarkan kembali kepala dari air
dan dilakukan secara berulang-ulang. Ketika kepala dalam air, harus
membuang nafas lewat mulut dan hidung dan ketika kepala keluar dari air
harus menarik nafas secara penuh dengan menggunakan mulut sehingga dada
penuh dengan udara. Gerakan ini dilatih berulang sampai lancar sehingga
tubuh secara refleks akan membuang nafas ketika dalam air dan menarik
nafas ketika kepala muncur dari dalam air.
Setelah berlatih koordinasi nafas secara vertikal lancar dilakukan maka
sekarang masuk ke tahapan melatih koordinasi nafas secara horizontal
yaitu dalam posisi tubuh melayang horizontal dalam air. Untuk ini
latihan pertama dilakukan dengan berpegangan pada bibir kolam dan
berikutnya tanpa berpegangan di bibir kolam. Untuk latihan pertama,
sambil memegang bibir kolam kaki diangkat ke atas sehingga tubuh
horizontal di atas permukaan air. Kepala dan leher dimasukkan kedalam
air untuk membuang nafas dan kemudian kepala diangkat sampai mulut
muncul dari permukaan air untuk menarik nafas sambil kaki tetap melayang
secara horizontal. Setelah menarik nafas kepala kembali ditekan kedalam
air dan membuang nafas didalam air. Gerakan ini berulang-ulang
dilakukan dengan tubuh posisi horizontal dan ujung tangan berpegangan
pada bibir kolam atau bisa juga berpegangan pada papan pelampung.
Setelah lancar dengan pegangan di bibir kolam maka langkah berikutnya
adalah dengan tanpa berpegangan di bibir kolam dengan pola yang sama
dimana tangan dan kaki memanjang horizontal.
Jika ini sudah bisa dilakukan, yaitu sudah bisa melayang dalam air
dengan koordinasi gerakan nafas meskipun tangan dan kaki belum
digerakkan kecuali untuk menekan ke air agar kepala terangkat ke
permukaan air, maka secara teknis orang sudah dikatakan bisa berenang
meskipun belum bergerak maju. Artinya jika sudah bisa terapung diatas
air selama beberapa waktu tanpa menapak ke dasar kolam, bernafas dengan
normal dan tidak menahan nafas, mulut bisa menarik dan membuang nafas
ketika diatas dan dibawah air maka sudah dikatakan bisa berenang.
Langkah berikutnya adalah melatih gerakan dengan gerakan yang paling
mudah dengan gaya dada sambil tetap menjaga koordinasi nafas yang sudah
terlatih.
Tidak mudah memang belajar berenang bagi yang sudah dewasa dengan hanya
membaca petunjuk ini. Meskipun demikian prinsip dasarnya adalah
sebaiknya melatih koordinasi nafas lebih dahulu dari pada koordinasi
gerakan. Karena berlatih langsung keduanya akan sangat sulit dan membuat
frustasi sehingga malah berhenti mencoba untuk belajar berenan
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/shalahuddin.ahmad/cara-mudah-belajar-berenang-di-usia-dewasa_552873fd6ea834023f8b4617
erenang itu banyak manfaatnya lho sob.. Seperti postingan saya yang disini,
isinya tentang beberapa manfaat yang saya peroleh setelah rajin
berenang. Awalnya saya gak bisa berenang sama sekali, sampai akhirnya
tahun lalu memutuskan untuk ngambil kursus renang di KMC Depok. Bagi sobat yang mau mulai belajar berenang, postingan kali ini saya mau share mengenai tips cara mudah belajar berenang bagi pemula dengan menerapkan beberapa teknik di bawah ini:
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/shalahuddin.ahmad/cara-mudah-belajar-berenang-di-usia-dewasa_552873fd6ea834023f8b4617
1. Belajar Pernafasan Dalam Air
Sebelum mulai berenang pastikan udah pemanasan dulu ya. Selanjutnya kalau udah masuk kolam, hal pertama yang perlu dilakukan pemula adalah mengatur nafas dalam air. Caranya ambil nafas yang panjang, lalu masukkan semua badan ke dalam kolam. Tahan nafas sambil hitung (dalam hati) berapa detik sobat bisa nahan nafas dalam air. Oiya, di dalam air usahakan bikin bubble ya (keluarkan nafas sedikit demi sedikit melalui mulut or hidung). Karena ternyata kalau nahan nafas tanpa dikeluarin (bikin bubble) itu malah bikin kita ngos ngosan. Kalau hitungan nahan nafas di dalam air masih kurang dari 10 detik, ulangi lagi sampai bener bener nafasnya lancar ya (sekitar 15-20 detik). Belajar nafas ini penting menurut saya, karena entar pas udah renang beneran gak cepet capek atau ngos-ngosan.
2. Teknik Awal Meluncur
Untuk teknik awal meluncur ini, meluncur aja seperti biasa. Posisi berdiri (kalau kolamnya dalam) atau jongkok (kalau kolamnya dangkal), dengan kaki kanan ditempelkan di dinding kolam. Sedangkan kedua tangan sejajar ke depan. Untuk awal-awal, sobat hanya perlu meluncur aja, dengan menendang kaki dari dinding kolam tadi, dan meluncur ke depan tanpa menggunakan gaya apapun. Karena teknik ini cuman buat latihan, belum masuk ke teknik gaya renang. Pas meluncur di dalam air, pastikan kepala menghadap dasar kolam, dagu menyentuh leher dan posisi telinga sejajar dengan lengan. Lakukan teknik ini dalam sekali nafas dan pastikan selama di dalam air sambil bikin bubble seperti yang dijelaskan di poin 1 di atas. Kalau udah kerasa nafas mau habis, berhenti aja and ulang lagi dari awal. Terus lakuin teknik ini berulang ulang sampai lancar.
3. Gaya Renang
Kalau no.1&2 udah lancar, baru deh belajar gaya renang. Sepengetahuan saya sampai saat ini ada empat jenis gaya renang yaitu Gaya Katak/Gaya Dada, Gaya Kupu-kupu, Gaya Punggung dan Gaya Bebas. Yang paling susah dipelajari dan paling memakan banyak energi adalah gaya kupu-kupu. Sedangkan untuk pemula yang baru belajar berenang saya sarankan untuk mempelajari gaya katak terlebih dahulu. Entar kalau gaya katak udah bisa dan lancar, belajar gaya punggung dan gaya bebasnya jadi lebih gampang. Untuk mempelajari masing-masing gaya, saya sarankan liat di youtube aja ya
Ini salah satu contoh belajar teknik gaya dada dari youtube
4. Terus Belajar dan Berusaha
Memulai di awal itu pasti akan terasa berat. Begitu juga pas awal-awal belajar berenang. Apalagi yang memiliki trauma dengan air/berenang dari masa kecil seperti saya. Saran saya yang terakhir ini, kalau terus usaha pasti bisa kok *sok bijak. Tubuh kita itu hampir 85% terdiri dari air, jadi jangan takut tenggelam. Karena sebenarnya berada di dalam air itu berarti tubuh kita kembali ke nature-nya dia sendiri *IMHO*.
enang konon dikatakan
sebagai salah satu olahraga yang baik karena berenang membuat nyaris
semua otot bergerak baik otot tangan dan kaki. Olahraga berenang
mempunyai resiko cidera otot dan tulang yang rendah dibandingkan
olahraga lain karena air itu sendiri memberikan resistansi agar otot dan
tulang tidak ditarik secara keras dan tiba-tiba. Otot perenang lebih
elastis dan lentur karena gerakan renang bisa dilakukan dengan rileks
dengan tarikan minimal. Berenang juga bahkan aman dilakukan oleh wanita
hamil, orang berumur lanjut, dan bahkan orang yang lumpuh karena stroke.
Berenang juga melatih emosi dan ketenangan perenang. Perenang yang
merasa takut berada di kolam dalam maka dadanya sulit untuk berkontraksi
maksimal guna menghirup udara yang banyak. Perenang harus melatih
ketenangan diri di kolam agar tarikan nafasnya normal terutama bagi yang
menekankan berenang pada durasi waktu panjang (marathon) dan bukan pada
kecepatan waktu tempuh (sprint).
Berenang sebaiknya mulai dipelajari sejak usia dini. Koordinasi tangan,
kaki, dan mulut untuk mengambil napas akan lebih mudah dilatih di usia
dini dari pada di usia dewasa. Bahkan seorang bayi yang belum bisa
berjalanpun bisa dilatih berenang karena tidak diperlukan keseimbangan
tubuh seperti waktu berjalan.
Berenang bisa dilakukan sendiri dan bisa dilakukan kapan saja, bahkan di
saat cuaca hujan. Beberapa kolam melarang pengguna untuk berenang
disaat hujan karena kuatir disambar petir, meskipun alasan ini sangat
mengada-ada karena petir selalu menyambar tempat yang lebih tinggi
sedangkan kolam biasanya bukan di tempat tertinggi di radius 40-50
meter. Kecuali kalau kolam yang terdapat di puncak gedung seperti kolam
perahu di hotel Marina Bay Sand Singapore.
Belajar berenang di usia dewasa lebih sulit, sehingga disarankan untuk
melatih gerakan secara terpisah dan bukan sekaligus melakukannya. Orang
dewasa yang belajar berenang bukan dengan cara dipegang kemudian
menggerakkan tangan dan kaki untuk bergerak maju di air seperti cara
belajar berenang pada anak-anak dimana gerakan dan nafas dilatih
bersamaan. Belajar berenang di usia dewasa adalah dengan cara melatih
koordinasi nafas lebih dahulu baru kemudian koordinasi gerakan.
Melatih koordinasi nafas pertama-tama adalah dengan berdiri vertikal di
kolam dan kemudian memasukkan kepala ke dalam air dengan cara menurunkan
tubuh baik dengan membungkuk atau duduk didalam kolam sehingga kepala
berada di dalam air dan kemudian mengeluarkan kembali kepala dari air
dan dilakukan secara berulang-ulang. Ketika kepala dalam air, harus
membuang nafas lewat mulut dan hidung dan ketika kepala keluar dari air
harus menarik nafas secara penuh dengan menggunakan mulut sehingga dada
penuh dengan udara. Gerakan ini dilatih berulang sampai lancar sehingga
tubuh secara refleks akan membuang nafas ketika dalam air dan menarik
nafas ketika kepala muncur dari dalam air.
Setelah berlatih koordinasi nafas secara vertikal lancar dilakukan maka
sekarang masuk ke tahapan melatih koordinasi nafas secara horizontal
yaitu dalam posisi tubuh melayang horizontal dalam air. Untuk ini
latihan pertama dilakukan dengan berpegangan pada bibir kolam dan
berikutnya tanpa berpegangan di bibir kolam. Untuk latihan pertama,
sambil memegang bibir kolam kaki diangkat ke atas sehingga tubuh
horizontal di atas permukaan air. Kepala dan leher dimasukkan kedalam
air untuk membuang nafas dan kemudian kepala diangkat sampai mulut
muncul dari permukaan air untuk menarik nafas sambil kaki tetap melayang
secara horizontal. Setelah menarik nafas kepala kembali ditekan kedalam
air dan membuang nafas didalam air. Gerakan ini berulang-ulang
dilakukan dengan tubuh posisi horizontal dan ujung tangan berpegangan
pada bibir kolam atau bisa juga berpegangan pada papan pelampung.
Setelah lancar dengan pegangan di bibir kolam maka langkah berikutnya
adalah dengan tanpa berpegangan di bibir kolam dengan pola yang sama
dimana tangan dan kaki memanjang horizontal.
Jika ini sudah bisa dilakukan, yaitu sudah bisa melayang dalam air
dengan koordinasi gerakan nafas meskipun tangan dan kaki belum
digerakkan kecuali untuk menekan ke air agar kepala terangkat ke
permukaan air, maka secara teknis orang sudah dikatakan bisa berenang
meskipun belum bergerak maju. Artinya jika sudah bisa terapung diatas
air selama beberapa waktu tanpa menapak ke dasar kolam, bernafas dengan
normal dan tidak menahan nafas, mulut bisa menarik dan membuang nafas
ketika diatas dan dibawah air maka sudah dikatakan bisa berenang.
Langkah berikutnya adalah melatih gerakan dengan gerakan yang paling
mudah dengan gaya dada sambil tetap menjaga koordinasi nafas yang sudah
terlatih.
Tidak mudah memang belajar berenang bagi yang sudah dewasa dengan hanya
membaca petunjuk ini. Meskipun demikian prinsip dasarnya adalah
sebaiknya melatih koordinasi nafas lebih dahulu dari pada koordinasi
gerakan. Karena berlatih langsung keduanya akan sangat sulit dan membuat
frustasi sehingga malah berhenti mencoba untuk belajar berenang.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/shalahuddin.ahmad/cara-mudah-belajar-berenang-di-usia-dewasa_552873fd6ea834023f8b4617
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/shalahuddin.ahmad/cara-mudah-belajar-berenang-di-usia-dewasa_552873fd6ea834023f8b4617
enang konon dikatakan
sebagai salah satu olahraga yang baik karena berenang membuat nyaris
semua otot bergerak baik otot tangan dan kaki. Olahraga berenang
mempunyai resiko cidera otot dan tulang yang rendah dibandingkan
olahraga lain karena air itu sendiri memberikan resistansi agar otot dan
tulang tidak ditarik secara keras dan tiba-tiba. Otot perenang lebih
elastis dan lentur karena gerakan renang bisa dilakukan dengan rileks
dengan tarikan minimal. Berenang juga bahkan aman dilakukan oleh wanita
hamil, orang berumur lanjut, dan bahkan orang yang lumpuh karena stroke.
Berenang juga melatih emosi dan ketenangan perenang. Perenang yang
merasa takut berada di kolam dalam maka dadanya sulit untuk berkontraksi
maksimal guna menghirup udara yang banyak. Perenang harus melatih
ketenangan diri di kolam agar tarikan nafasnya normal terutama bagi yang
menekankan berenang pada durasi waktu panjang (marathon) dan bukan pada
kecepatan waktu tempuh (sprint).
Berenang sebaiknya mulai dipelajari sejak usia dini. Koordinasi tangan,
kaki, dan mulut untuk mengambil napas akan lebih mudah dilatih di usia
dini dari pada di usia dewasa. Bahkan seorang bayi yang belum bisa
berjalanpun bisa dilatih berenang karena tidak diperlukan keseimbangan
tubuh seperti waktu berjalan.
Berenang bisa dilakukan sendiri dan bisa dilakukan kapan saja, bahkan di
saat cuaca hujan. Beberapa kolam melarang pengguna untuk berenang
disaat hujan karena kuatir disambar petir, meskipun alasan ini sangat
mengada-ada karena petir selalu menyambar tempat yang lebih tinggi
sedangkan kolam biasanya bukan di tempat tertinggi di radius 40-50
meter. Kecuali kalau kolam yang terdapat di puncak gedung seperti kolam
perahu di hotel Marina Bay Sand Singapore.
Belajar berenang di usia dewasa lebih sulit, sehingga disarankan untuk
melatih gerakan secara terpisah dan bukan sekaligus melakukannya. Orang
dewasa yang belajar berenang bukan dengan cara dipegang kemudian
menggerakkan tangan dan kaki untuk bergerak maju di air seperti cara
belajar berenang pada anak-anak dimana gerakan dan nafas dilatih
bersamaan. Belajar berenang di usia dewasa adalah dengan cara melatih
koordinasi nafas lebih dahulu baru kemudian koordinasi gerakan.
Melatih koordinasi nafas pertama-tama adalah dengan berdiri vertikal di
kolam dan kemudian memasukkan kepala ke dalam air dengan cara menurunkan
tubuh baik dengan membungkuk atau duduk didalam kolam sehingga kepala
berada di dalam air dan kemudian mengeluarkan kembali kepala dari air
dan dilakukan secara berulang-ulang. Ketika kepala dalam air, harus
membuang nafas lewat mulut dan hidung dan ketika kepala keluar dari air
harus menarik nafas secara penuh dengan menggunakan mulut sehingga dada
penuh dengan udara. Gerakan ini dilatih berulang sampai lancar sehingga
tubuh secara refleks akan membuang nafas ketika dalam air dan menarik
nafas ketika kepala muncur dari dalam air.
Setelah berlatih koordinasi nafas secara vertikal lancar dilakukan maka
sekarang masuk ke tahapan melatih koordinasi nafas secara horizontal
yaitu dalam posisi tubuh melayang horizontal dalam air. Untuk ini
latihan pertama dilakukan dengan berpegangan pada bibir kolam dan
berikutnya tanpa berpegangan di bibir kolam. Untuk latihan pertama,
sambil memegang bibir kolam kaki diangkat ke atas sehingga tubuh
horizontal di atas permukaan air. Kepala dan leher dimasukkan kedalam
air untuk membuang nafas dan kemudian kepala diangkat sampai mulut
muncul dari permukaan air untuk menarik nafas sambil kaki tetap melayang
secara horizontal. Setelah menarik nafas kepala kembali ditekan kedalam
air dan membuang nafas didalam air. Gerakan ini berulang-ulang
dilakukan dengan tubuh posisi horizontal dan ujung tangan berpegangan
pada bibir kolam atau bisa juga berpegangan pada papan pelampung.
Setelah lancar dengan pegangan di bibir kolam maka langkah berikutnya
adalah dengan tanpa berpegangan di bibir kolam dengan pola yang sama
dimana tangan dan kaki memanjang horizontal.
Jika ini sudah bisa dilakukan, yaitu sudah bisa melayang dalam air
dengan koordinasi gerakan nafas meskipun tangan dan kaki belum
digerakkan kecuali untuk menekan ke air agar kepala terangkat ke
permukaan air, maka secara teknis orang sudah dikatakan bisa berenang
meskipun belum bergerak maju. Artinya jika sudah bisa terapung diatas
air selama beberapa waktu tanpa menapak ke dasar kolam, bernafas dengan
normal dan tidak menahan nafas, mulut bisa menarik dan membuang nafas
ketika diatas dan dibawah air maka sudah dikatakan bisa berenang.
Langkah berikutnya adalah melatih gerakan dengan gerakan yang paling
mudah dengan gaya dada sambil tetap menjaga koordinasi nafas yang sudah
terlatih.
Tidak mudah memang belajar berenang bagi yang sudah dewasa dengan hanya
membaca petunjuk ini. Meskipun demikian prinsip dasarnya adalah
sebaiknya melatih koordinasi nafas lebih dahulu dari pada koordinasi
gerakan. Karena berlatih langsung keduanya akan sangat sulit dan membuat
frustasi sehingga malah berhenti mencoba untuk belajar berenang.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/shalahuddin.ahmad/cara-mudah-belajar-berenang-di-usia-dewasa_552873fd6ea834023f8b4617
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/shalahuddin.ahmad/cara-mudah-belajar-berenang-di-usia-dewasa_552873fd6ea834023f8b4617
Renang konon dikatakan sebagai salah satu olahraga yang baik karena
berenang membuat nyaris semua otot bergerak baik otot tangan dan kaki.
Olahraga berenang mempunyai resiko cidera otot dan tulang yang rendah
dibandingkan olahraga lain karena air itu sendiri memberikan resistansi
agar otot dan tulang tidak ditarik secara keras dan tiba-tiba. Otot
perenang lebih elastis dan lentur karena gerakan renang bisa dilakukan
dengan rileks dengan tarikan minimal. Berenang juga bahkan aman
dilakukan oleh wanita hamil, orang berumur lanjut, dan bahkan orang yang
lumpuh karena stroke.
Berenang juga melatih emosi dan ketenangan perenang. Perenang yang
merasa takut berada di kolam dalam maka dadanya sulit untuk berkontraksi
maksimal guna menghirup udara yang banyak. Perenang harus melatih
ketenangan diri di kolam agar tarikan nafasnya normal terutama bagi yang
menekankan berenang pada durasi waktu panjang (marathon) dan bukan pada
kecepatan waktu tempuh (sprint).
Berenang sebaiknya mulai dipelajari sejak usia dini. Koordinasi tangan,
kaki, dan mulut untuk mengambil napas akan lebih mudah dilatih di usia
dini dari pada di usia dewasa. Bahkan seorang bayi yang belum bisa
berjalanpun bisa dilatih berenang karena tidak diperlukan keseimbangan
tubuh seperti waktu berjalan.
Berenang bisa dilakukan sendiri dan bisa dilakukan kapan saja, bahkan di
saat cuaca hujan. Beberapa kolam melarang pengguna untuk berenang
disaat hujan karena kuatir disambar petir, meskipun alasan ini sangat
mengada-ada karena petir selalu menyambar tempat yang lebih tinggi
sedangkan kolam biasanya bukan di tempat tertinggi di radius 40-50
meter. Kecuali kalau kolam yang terdapat di puncak gedung seperti kolam
perahu di hotel Marina Bay Sand Singapore.
Belajar berenang di usia dewasa lebih sulit, sehingga disarankan untuk
melatih gerakan secara terpisah dan bukan sekaligus melakukannya. Orang
dewasa yang belajar berenang bukan dengan cara dipegang kemudian
menggerakkan tangan dan kaki untuk bergerak maju di air seperti cara
belajar berenang pada anak-anak dimana gerakan dan nafas dilatih
bersamaan. Belajar berenang di usia dewasa adalah dengan cara melatih
koordinasi nafas lebih dahulu baru kemudian koordinasi gerakan.
Melatih koordinasi nafas pertama-tama adalah dengan berdiri vertikal di
kolam dan kemudian memasukkan kepala ke dalam air dengan cara menurunkan
tubuh baik dengan membungkuk atau duduk didalam kolam sehingga kepala
berada di dalam air dan kemudian mengeluarkan kembali kepala dari air
dan dilakukan secara berulang-ulang. Ketika kepala dalam air, harus
membuang nafas lewat mulut dan hidung dan ketika kepala keluar dari air
harus menarik nafas secara penuh dengan menggunakan mulut sehingga dada
penuh dengan udara. Gerakan ini dilatih berulang sampai lancar sehingga
tubuh secara refleks akan membuang nafas ketika dalam air dan menarik
nafas ketika kepala muncur dari dalam air.
Setelah berlatih koordinasi nafas secara vertikal lancar dilakukan maka
sekarang masuk ke tahapan melatih koordinasi nafas secara horizontal
yaitu dalam posisi tubuh melayang horizontal dalam air. Untuk ini
latihan pertama dilakukan dengan berpegangan pada bibir kolam dan
berikutnya tanpa berpegangan di bibir kolam. Untuk latihan pertama,
sambil memegang bibir kolam kaki diangkat ke atas sehingga tubuh
horizontal di atas permukaan air. Kepala dan leher dimasukkan kedalam
air untuk membuang nafas dan kemudian kepala diangkat sampai mulut
muncul dari permukaan air untuk menarik nafas sambil kaki tetap melayang
secara horizontal. Setelah menarik nafas kepala kembali ditekan kedalam
air dan membuang nafas didalam air. Gerakan ini berulang-ulang
dilakukan dengan tubuh posisi horizontal dan ujung tangan berpegangan
pada bibir kolam atau bisa juga berpegangan pada papan pelampung.
Setelah lancar dengan pegangan di bibir kolam maka langkah berikutnya
adalah dengan tanpa berpegangan di bibir kolam dengan pola yang sama
dimana tangan dan kaki memanjang horizontal.
Jika ini sudah bisa dilakukan, yaitu sudah bisa melayang dalam air
dengan koordinasi gerakan nafas meskipun tangan dan kaki belum
digerakkan kecuali untuk menekan ke air agar kepala terangkat ke
permukaan air, maka secara teknis orang sudah dikatakan bisa berenang
meskipun belum bergerak maju. Artinya jika sudah bisa terapung diatas
air selama beberapa waktu tanpa menapak ke dasar kolam, bernafas dengan
normal dan tidak menahan nafas, mulut bisa menarik dan membuang nafas
ketika diatas dan dibawah air maka sudah dikatakan bisa berenang.
Langkah berikutnya adalah melatih gerakan dengan gerakan yang paling
mudah dengan gaya dada sambil tetap menjaga koordinasi nafas yang sudah
terlatih.
Tidak mudah memang belajar berenang bagi yang sudah dewasa dengan hanya
membaca petunjuk ini. Meskipun demikian prinsip dasarnya adalah
sebaiknya melatih koordinasi nafas lebih dahulu dari pada koordinasi
gerakan. Karena berlatih langsung keduanya akan sangat sulit dan membuat
frustasi sehingga malah berhenti mencoba untuk belajar berenan
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/shalahuddin.ahmad/cara-mudah-belajar-berenang-di-usia-dewasa_552873fd6ea834023f8b4617
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/shalahuddin.ahmad/cara-mudah-belajar-berenang-di-usia-dewasa_552873fd6ea834023f8b4617
enang konon dikatakan
sebagai salah satu olahraga yang baik karena berenang membuat nyaris
semua otot bergerak baik otot tangan dan kaki. Olahraga berenang
mempunyai resiko cidera otot dan tulang yang rendah dibandingkan
olahraga lain karena air itu sendiri memberikan resistansi agar otot dan
tulang tidak ditarik secara keras dan tiba-tiba. Otot perenang lebih
elastis dan lentur karena gerakan renang bisa dilakukan dengan rileks
dengan tarikan minimal. Berenang juga bahkan aman dilakukan oleh wanita
hamil, orang berumur lanjut, dan bahkan orang yang lumpuh karena stroke.
Berenang juga melatih emosi dan ketenangan perenang. Perenang yang
merasa takut berada di kolam dalam maka dadanya sulit untuk berkontraksi
maksimal guna menghirup udara yang banyak. Perenang harus melatih
ketenangan diri di kolam agar tarikan nafasnya normal terutama bagi yang
menekankan berenang pada durasi waktu panjang (marathon) dan bukan pada
kecepatan waktu tempuh (sprint).
Berenang sebaiknya mulai dipelajari sejak usia dini. Koordinasi tangan,
kaki, dan mulut untuk mengambil napas akan lebih mudah dilatih di usia
dini dari pada di usia dewasa. Bahkan seorang bayi yang belum bisa
berjalanpun bisa dilatih berenang karena tidak diperlukan keseimbangan
tubuh seperti waktu berjalan.
Berenang bisa dilakukan sendiri dan bisa dilakukan kapan saja, bahkan di
saat cuaca hujan. Beberapa kolam melarang pengguna untuk berenang
disaat hujan karena kuatir disambar petir, meskipun alasan ini sangat
mengada-ada karena petir selalu menyambar tempat yang lebih tinggi
sedangkan kolam biasanya bukan di tempat tertinggi di radius 40-50
meter. Kecuali kalau kolam yang terdapat di puncak gedung seperti kolam
perahu di hotel Marina Bay Sand Singapore.
Belajar berenang di usia dewasa lebih sulit, sehingga disarankan untuk
melatih gerakan secara terpisah dan bukan sekaligus melakukannya. Orang
dewasa yang belajar berenang bukan dengan cara dipegang kemudian
menggerakkan tangan dan kaki untuk bergerak maju di air seperti cara
belajar berenang pada anak-anak dimana gerakan dan nafas dilatih
bersamaan. Belajar berenang di usia dewasa adalah dengan cara melatih
koordinasi nafas lebih dahulu baru kemudian koordinasi gerakan.
Melatih koordinasi nafas pertama-tama adalah dengan berdiri vertikal di
kolam dan kemudian memasukkan kepala ke dalam air dengan cara menurunkan
tubuh baik dengan membungkuk atau duduk didalam kolam sehingga kepala
berada di dalam air dan kemudian mengeluarkan kembali kepala dari air
dan dilakukan secara berulang-ulang. Ketika kepala dalam air, harus
membuang nafas lewat mulut dan hidung dan ketika kepala keluar dari air
harus menarik nafas secara penuh dengan menggunakan mulut sehingga dada
penuh dengan udara. Gerakan ini dilatih berulang sampai lancar sehingga
tubuh secara refleks akan membuang nafas ketika dalam air dan menarik
nafas ketika kepala muncur dari dalam air.
Setelah berlatih koordinasi nafas secara vertikal lancar dilakukan maka
sekarang masuk ke tahapan melatih koordinasi nafas secara horizontal
yaitu dalam posisi tubuh melayang horizontal dalam air. Untuk ini
latihan pertama dilakukan dengan berpegangan pada bibir kolam dan
berikutnya tanpa berpegangan di bibir kolam. Untuk latihan pertama,
sambil memegang bibir kolam kaki diangkat ke atas sehingga tubuh
horizontal di atas permukaan air. Kepala dan leher dimasukkan kedalam
air untuk membuang nafas dan kemudian kepala diangkat sampai mulut
muncul dari permukaan air untuk menarik nafas sambil kaki tetap melayang
secara horizontal. Setelah menarik nafas kepala kembali ditekan kedalam
air dan membuang nafas didalam air. Gerakan ini berulang-ulang
dilakukan dengan tubuh posisi horizontal dan ujung tangan berpegangan
pada bibir kolam atau bisa juga berpegangan pada papan pelampung.
Setelah lancar dengan pegangan di bibir kolam maka langkah berikutnya
adalah dengan tanpa berpegangan di bibir kolam dengan pola yang sama
dimana tangan dan kaki memanjang horizontal.
Jika ini sudah bisa dilakukan, yaitu sudah bisa melayang dalam air
dengan koordinasi gerakan nafas meskipun tangan dan kaki belum
digerakkan kecuali untuk menekan ke air agar kepala terangkat ke
permukaan air, maka secara teknis orang sudah dikatakan bisa berenang
meskipun belum bergerak maju. Artinya jika sudah bisa terapung diatas
air selama beberapa waktu tanpa menapak ke dasar kolam, bernafas dengan
normal dan tidak menahan nafas, mulut bisa menarik dan membuang nafas
ketika diatas dan dibawah air maka sudah dikatakan bisa berenang.
Langkah berikutnya adalah melatih gerakan dengan gerakan yang paling
mudah dengan gaya dada sambil tetap menjaga koordinasi nafas yang sudah
terlatih.
Tidak mudah memang belajar berenang bagi yang sudah dewasa dengan hanya
membaca petunjuk ini. Meskipun demikian prinsip dasarnya adalah
sebaiknya melatih koordinasi nafas lebih dahulu dari pada koordinasi
gerakan. Karena berlatih langsung keduanya akan sangat sulit dan membuat
frustasi sehingga malah berhenti mencoba untuk belajar berenang.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/shalahuddin.ahmad/cara-mudah-belajar-berenang-di-usia-dewasa_552873fd6ea834023f8b4617
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/shalahuddin.ahmad/cara-mudah-belajar-berenang-di-usia-dewasa_552873fd6ea834023f8b4617
Tidak ada komentar:
Posting Komentar