Rabu, 17 Agustus 2016

SUKA DUKA MENJADI TARUNA AKMIL

Palembang,18 agustus 2016 05.36
https://tirtaamijaya.com/2007/12/14/suka-duka-menjadi-taruna-akademi-militer-nasional/

SUKA DUKA MENJADI TARUNA AKADEMI MILITER NASIONAL (episode 3)

akmil2Tahun pertama di AMN, kami diberi pangkat Kopral Taruna, status hukumnya nya sudah berlaku Peraturan Disiplin Tentara, Hukum Disiplin Tentara dan Hukum Pidana Tentara…
Status kepangkatan Taruna AMN adalah satu tingkat dibawah militer yang sudah berdinas aktif (mereka disebut militer aktif/efektif). Jadi dalam Peraturan Penghormatan Tentara, Kopral Taruna wajib menghormat kepada setiap tentara aktif yang berpangkat Kopral keatas…Penghormatan wajib dilakukan minimal pada jarak 6 langkah, sambil memalingkan kepala kita kepada yang dihormati…
Setiap taruna AMN harus selalu memberikan penghormatan kepada sesama taruna ataupun militer aktif, bila berpapasan dijalan, walaupun pangkatnya sama, apalagi kepada senior…Kalau melanggar, seniornya berhak memberikan tjndakan disiplin berupa push up, atau sit up atau scout jump atau lari keliling lapangan, saat pelanggaran terjadi…,Jadinya, dalam 24 jam hidup di asrama Taruna AMN, setiap kopral taruna harus melakukan penghormatan ratusan kali..
Diluar jam kerja, selesai apel siang, pembinaan kehidupan corps taruna AMN, diberikan sepenuhnya kepada Kelompok Komando Corps Taruna, yaitu taruna tingkat tiga ( berpangkat Sersan Mayor Taruna) yang  dipilih dan ditunjuk oleh Gubernur AMN. Organisasi resmi ini disebut “Kelompok Komando Corps Taruna AMN”…Personil kelompok komando ini dipilih dari taruna tingkat 3 yang prestasinya selama tingkat 2 sangat menonjol, baik dibidang fisik, intelektual akademi dan mental kepribadian.
Struktur organisasi Kelompok Komando Corps Taruna AMN, meniru struktur Kelompok Komando Pelatih dari militer aktif, yaitu: Pokdo Men Cor Tar(Kelompok Komando Resimen Corps Taruna), Pokdo Yon Cor Tar(Kelompok Komando Batalyon Corps Taruna), Pokdo Ki Cor Tar ( Kelompok Komando Kompi Taruna ), Pokdo Ton Cor Tar ( Kelompok Komando Peleton Corps Taruna).
Para personil yang duduk dalam Kelompok Komando Corps Taruna ini memiliki hak sepenuhnya sebagai atasan didalam Peraturan Disiplin Tentara, walau terhadap sesama tingkat tiga tetapi hierarkhi dalam organisasinya berbeda. Seorang Serma Tar yang menjabat Komandan Peleton Corps Taruna, wajib memperlakukan Sermatar yang menjabat Komandan Kompi Corps Taruna- keatas, sebagai atasannya didalam penghormatan dan pengambilan keputusan.
Karena itu Kelompok Komando Corps Taruna ini sangat berwibawa dan dihormati didalam kehidupan kampus semua taruna AMN, baik didalam maupun diluar kompleks kampus AMN…( bukan ditakuti atau dibenci oleh bawahannya seperti di STPDN…)…Para personil Kelompok Komando Corps Taruna tersebut, tetap diawasi dengan ketat oleh Pembina dari militer aktif, yang tentunya tidak kalah berwibawanya, karena mereka berhak menghukum semua taruna AMN, termasuk Kelompok Komado Corps Taruna ini, mulai paling ringan sampai pemecatan…
Para taruna tingkat satu, kurikulumnya 60% pelajaran praktek militer, 40 % teori disiplin ilmu militer dan sipil. Pada umumnya tingkat satu diberikan pelajaran teori dan praktek semua tugas militer aktif yang berpangkat prajurit aktif (pangkat terendah), termasuk bertugas jaga di pos jaga kompleks kampus AMN pada hari libur, secara bergantian..
Bobot penilaian prestasi di AMN, berbeda dengan di perguruan tinggi sipil. Di AMN, bobot kwalitas mental kebribadian (kejujuran,keadilan, disiplin, tanggung jawab, bekerjasama, kepedulian, loyalitas, keuletan, integritas, dedikasi,  kepemimpinan, visioner) diberikan sangat besar yaitu sebanyak 50%, dibanding dengan bobot penilaian prestasi akademi yang 25 % dan fisik yang 25 %…
Jadi, walapun kalau dilihat secara kasat mata latihan fisik di AMN, terutama tingkat satu sangat berat, tapi sebenarnya, justru bobot penilaian nya tertinggi adalah kepada sikap mental taruna setelah digenjot latihan sangat keras, apakah dia menjadi bertambah buas, liar, balas dendam kepada yuniornya, atau justru menjadi manusia yang tangguh, tanggon, trengginas tapi  berbudi luhur…( ini bedanya dengan di STPDN…..)
Walau kami tingkat satu dijadikan obyek latihan kepemimpinan oleh para senior di AMN, kami sama sekali tidak ada rasa dendam dan ingin membalasnya kepada para yunior kami setelah kami tingkat tiga….kami justru selalu menghormati, mengagumi senior kami, bagaimanapun kerasnya, karena kami sadar itu semua dalam rangka mendidik kami diluar jam dinas agar menjadi taruna yang tangguh, tanggon, trengginas, tapi berbudi luhur..
Diluar perpeloncoan, kami tingkat satu tidak pernah mendapat perlakuan pelecehan, penghinaan, apalagi penganiayaan fisik dan mental dari para senior kami….semua tindakan disiplin yang diberikan memang untuk pembinaan fisik dan mental kami juga….( ini benar lho, bukan ngecap…I tell the truth..only the truth…)
Diluar kegiatan kurikulum, tingkat satu juga diberikan kesempatan untuk memilih kegiatan extra kurikulum seperti kesenian, olah raga umum, olah raga militer, olah raga bela diri, drum band,music Band, menulis majalah dll…
Saya pribadi memilih extra kurikulum olahraga bela diri Judo dan kegiatan Drum Band Qanka Lokananta..Saya pilih Judo, karena memang itu hoby saya sebelum masuk AMN…… Pilih Drum Band Qanka Lokananta, karena ini adalah Ikon AMN, bahkan ikon TNI AD, bahkan Nasional, karena sering digunakan dalam berbagai event penting nasional di Jakarta seperti pada parade pembukaan Conefo, Ganefo, 17 Agustus, 10 November, 5 Oktober dll…Saya memang pengagum Drum Band Qanka Lokananta, salah satu Drum Band Nasional terbaik disamping Drum Band dari AAL dan AAU (waktu itu belum ada Drum Band Akpol maupun Marching Band sipil…)
Pemilihan kedua kegiatan extra kurikulum ini sebenarnya terlalu memberatkan diri saya secara fisik dan akademi/intelektual……Bayangkan, latihan drumband dilakukan rutin semingu tiga kali, pagi hari sebelum masuk kuliah ( jam 06.00-0700)…akibatnya, saya harus bangun dan makan lebih pagi, lalu latihan drumband, dimana teman lain yang bukan drumband mempersiapkan diri belajar untuk menghadapi ulangan hari itu….sehingga pada mulanya sering nilai akademi/intelektual saya kedodoran merah….Apalagi kalau ada kegiatan main drumband keluar kota seperti Jogya, Semarang, Solo, Jakarta dan harus meninggalkan ujian akademi (kebetulan saya mulai tingkat satu sudah terpilih sebagai peman inti drumband sebagai pemukul genderang, dipenjuru depan kiri ( posisi penting dan strategis)……Terpaksa saya harus ujian susulan sendirian….Berat…Tapi karena hoby dan ada kebanggaan, saya terus bertahan….( Sampai akhirnya pada saat tingkat tiga, saya terpilih menjadi pemimpin drumband/Stick Master/Mayorete dari Drum Band Qanka Lokananta..)
Kegiatan olah raga bela diri judo, dilakukan sore atau malam hari, seminggu sekali, dilatih oleh Profesor Makino dari Jepang,,,saya terpilih menjadi tim inti judo AMN dalam setiap pertandingan keluar…Sebenarnya kegiatan judo ini juga menjadikan saya semakin repot….pagi hari latihan drumband, sore hari judo….( kalau saya pikir sekarang, saya sendiri aneh..kok saya mau dan bisa bertahan dengan semua kegiatan ini, kok saya tidak sakit atau gagal..mengapa tidak santai saja seperti teman lain yang extra kurikulumnya pilih kesenian atau music band???…mungkin inilah pilihan hati sanubari saya… bukan akal fikiran saya yang menghitung untung rugi…).
Sering akibat latihan judo yang penuh latihan bantingan, kaki saya terkilir dan terpaksa jalan dan lari dalam barisan sambil terpincang-pincang….( gila bener saya waktu itu, kok mau ya….mungkin karena saya masih muda, usia sekitar 20 tahun…gak pikir cape atau takut celaka….pokoknya jalani aja, gimana nanti…kalau harus mati ya biar aja, itu yang ada dalam fikiran saya waktu itu…saya demikian bangga bisa masuk AMN dan rela mati dalam latihan…tapi aneh nyatanya malah bisa hidup segar bugar sampai sekarang….)
Dari uraian saya diatas, apakah para pembaca masih setuju dengan pernyataan beberapa pakar pendidikan di Indonesia yang mengatakan bahawa kasus penganiayaan dan pembunuhan terhadap yuniornya di kampus STPDN adalah akibat meniru system pendidikan di Akademi Militer..??? Pertanyaan dalam hati saya adalah system pendidikan Akademi Militer yang mana???…tolong jelaskan !!!, karena di AMN tidak demikian….Tapi saya malas beradu argumentasi di media massa, karena itu saya tulis auto biografi ini, biar pembaca tahu secara pasti tentang AMN dan tentu hasil didiknya…Sekedar sharing about true story….Biar besok langit akan runtuh, kebenaran dan keadilan tetap harus ditegakan…biarlah saya menegakan kebenaran dan keadilan dengan cara menuis di blog ini saja…karena saya sudah menjadi masa lalu kehidupan sekarang…..saya sekarang hanyalah lasykar tak berguna (kata orang Malaysia….)..
Sampai jumpa di episode berikutnya….
 

1 komentar:

  1. kok qanka lokananta ya mas? bukannya Canka Lokananta?
    kepo dikit :v doain lulus seleksi ya mas, amin.. insaallah 2018-2019
    saya tidak setuju mas soal kasus penganiaayaan yunior di indonesia akibat ulah pendidikan AMN. karna kakak saya nggak pernah cerita soal penganiayaan seperti itu. saya sependapat dengan anda mas. )

    BalasHapus