Palembang,18 agustus 2016 05.36
https://tirtaamijaya.com/2007/12/14/suka-duka-menjadi-taruna-akademi-militer-nasional/
SUKA DUKA MENJADI TARUNA AKADEMI MILITER NASIONAL (episode 3)
Tahun
pertama di AMN, kami diberi pangkat Kopral Taruna, status hukumnya nya
sudah berlaku Peraturan Disiplin Tentara, Hukum Disiplin Tentara dan
Hukum Pidana Tentara…
Status
kepangkatan Taruna AMN adalah satu tingkat dibawah militer yang sudah
berdinas aktif (mereka disebut militer aktif/efektif). Jadi dalam
Peraturan Penghormatan Tentara, Kopral Taruna wajib menghormat kepada
setiap tentara aktif yang berpangkat Kopral keatas…Penghormatan wajib
dilakukan minimal pada jarak 6 langkah, sambil memalingkan kepala kita
kepada yang dihormati…
Setiap
taruna AMN harus selalu memberikan penghormatan kepada sesama taruna
ataupun militer aktif, bila berpapasan dijalan, walaupun pangkatnya
sama, apalagi kepada senior…Kalau melanggar, seniornya berhak memberikan
tjndakan disiplin berupa push up, atau sit up atau scout jump atau lari
keliling lapangan, saat pelanggaran terjadi…,Jadinya, dalam 24 jam
hidup di asrama Taruna AMN, setiap kopral taruna harus melakukan
penghormatan ratusan kali..
Diluar
jam kerja, selesai apel siang, pembinaan kehidupan corps taruna AMN,
diberikan sepenuhnya kepada Kelompok Komando Corps Taruna, yaitu taruna
tingkat tiga ( berpangkat Sersan Mayor Taruna) yang dipilih dan
ditunjuk oleh Gubernur AMN. Organisasi resmi ini disebut “Kelompok
Komando Corps Taruna AMN”…Personil kelompok komando ini dipilih dari
taruna tingkat 3 yang prestasinya selama tingkat 2 sangat menonjol, baik
dibidang fisik, intelektual akademi dan mental kepribadian.
Struktur
organisasi Kelompok Komando Corps Taruna AMN, meniru struktur Kelompok
Komando Pelatih dari militer aktif, yaitu: Pokdo Men Cor Tar(Kelompok
Komando Resimen Corps Taruna), Pokdo Yon Cor Tar(Kelompok Komando
Batalyon Corps Taruna), Pokdo Ki Cor Tar ( Kelompok Komando Kompi Taruna
), Pokdo Ton Cor Tar ( Kelompok Komando Peleton Corps Taruna).
Para
personil yang duduk dalam Kelompok Komando Corps Taruna ini memiliki
hak sepenuhnya sebagai atasan didalam Peraturan Disiplin Tentara, walau
terhadap sesama tingkat tiga tetapi hierarkhi dalam organisasinya
berbeda. Seorang Serma Tar yang menjabat Komandan Peleton Corps Taruna,
wajib memperlakukan Sermatar yang menjabat Komandan Kompi Corps Taruna-
keatas, sebagai atasannya didalam penghormatan dan pengambilan
keputusan.
Karena
itu Kelompok Komando Corps Taruna ini sangat berwibawa dan dihormati
didalam kehidupan kampus semua taruna AMN, baik didalam maupun diluar
kompleks kampus AMN…( bukan ditakuti atau dibenci oleh bawahannya
seperti di STPDN…)…Para personil Kelompok Komando Corps Taruna tersebut,
tetap diawasi dengan ketat oleh Pembina dari militer aktif, yang
tentunya tidak kalah berwibawanya, karena mereka berhak menghukum semua
taruna AMN, termasuk Kelompok Komado Corps Taruna ini, mulai paling
ringan sampai pemecatan…
Para
taruna tingkat satu, kurikulumnya 60% pelajaran praktek militer, 40 %
teori disiplin ilmu militer dan sipil. Pada umumnya tingkat satu
diberikan pelajaran teori dan praktek semua tugas militer aktif yang
berpangkat prajurit aktif (pangkat terendah), termasuk bertugas jaga di
pos jaga kompleks kampus AMN pada hari libur, secara bergantian..
Bobot
penilaian prestasi di AMN, berbeda dengan di perguruan tinggi sipil. Di
AMN, bobot kwalitas mental kebribadian (kejujuran,keadilan, disiplin,
tanggung jawab, bekerjasama, kepedulian, loyalitas, keuletan,
integritas, dedikasi, kepemimpinan, visioner) diberikan sangat besar
yaitu sebanyak 50%, dibanding dengan bobot penilaian prestasi akademi
yang 25 % dan fisik yang 25 %…
Jadi,
walapun kalau dilihat secara kasat mata latihan fisik di AMN, terutama
tingkat satu sangat berat, tapi sebenarnya, justru bobot penilaian nya
tertinggi adalah kepada sikap mental taruna setelah digenjot latihan
sangat keras, apakah dia menjadi bertambah buas, liar, balas dendam
kepada yuniornya, atau justru menjadi manusia yang tangguh, tanggon,
trengginas tapi berbudi luhur…( ini bedanya dengan di STPDN…..)
Walau
kami tingkat satu dijadikan obyek latihan kepemimpinan oleh para senior
di AMN, kami sama sekali tidak ada rasa dendam dan ingin membalasnya
kepada para yunior kami setelah kami tingkat tiga….kami justru selalu
menghormati, mengagumi senior kami, bagaimanapun kerasnya, karena kami
sadar itu semua dalam rangka mendidik kami diluar jam dinas agar menjadi
taruna yang tangguh, tanggon, trengginas, tapi berbudi luhur..
Diluar
perpeloncoan, kami tingkat satu tidak pernah mendapat perlakuan
pelecehan, penghinaan, apalagi penganiayaan fisik dan mental dari para
senior kami….semua tindakan disiplin yang diberikan memang untuk
pembinaan fisik dan mental kami juga….( ini benar lho, bukan ngecap…I
tell the truth..only the truth…)
Diluar
kegiatan kurikulum, tingkat satu juga diberikan kesempatan untuk
memilih kegiatan extra kurikulum seperti kesenian, olah raga umum, olah
raga militer, olah raga bela diri, drum band,music Band, menulis majalah
dll…
Saya
pribadi memilih extra kurikulum olahraga bela diri Judo dan kegiatan
Drum Band Qanka Lokananta..Saya pilih Judo, karena memang itu hoby saya
sebelum masuk AMN…… Pilih Drum Band Qanka Lokananta, karena ini adalah
Ikon AMN, bahkan ikon TNI AD, bahkan Nasional, karena sering digunakan
dalam berbagai event penting nasional di Jakarta seperti pada parade
pembukaan Conefo, Ganefo, 17 Agustus, 10 November, 5 Oktober dll…Saya
memang pengagum Drum Band Qanka Lokananta, salah satu Drum Band Nasional
terbaik disamping Drum Band dari AAL dan AAU (waktu itu belum ada Drum
Band Akpol maupun Marching Band sipil…)
Pemilihan
kedua kegiatan extra kurikulum ini sebenarnya terlalu memberatkan diri
saya secara fisik dan akademi/intelektual……Bayangkan, latihan drumband
dilakukan rutin semingu tiga kali, pagi hari sebelum masuk kuliah ( jam
06.00-0700)…akibatnya, saya harus bangun dan makan lebih pagi, lalu
latihan drumband, dimana teman lain yang bukan drumband mempersiapkan
diri belajar untuk menghadapi ulangan hari itu….sehingga pada mulanya
sering nilai akademi/intelektual saya kedodoran merah….Apalagi kalau ada
kegiatan main drumband keluar kota seperti Jogya, Semarang, Solo,
Jakarta dan harus meninggalkan ujian akademi (kebetulan saya mulai
tingkat satu sudah terpilih sebagai peman inti drumband sebagai pemukul
genderang, dipenjuru depan kiri ( posisi penting dan
strategis)……Terpaksa saya harus ujian susulan sendirian….Berat…Tapi
karena hoby dan ada kebanggaan, saya terus bertahan….( Sampai akhirnya
pada saat tingkat tiga, saya terpilih menjadi pemimpin drumband/Stick
Master/Mayorete dari Drum Band Qanka Lokananta..)
Kegiatan
olah raga bela diri judo, dilakukan sore atau malam hari, seminggu
sekali, dilatih oleh Profesor Makino dari Jepang,,,saya terpilih menjadi
tim inti judo AMN dalam setiap pertandingan keluar…Sebenarnya kegiatan
judo ini juga menjadikan saya semakin repot….pagi hari latihan drumband,
sore hari judo….( kalau saya pikir sekarang, saya sendiri aneh..kok
saya mau dan bisa bertahan dengan semua kegiatan ini, kok saya tidak
sakit atau gagal..mengapa tidak santai saja seperti teman lain yang
extra kurikulumnya pilih kesenian atau music band???…mungkin inilah
pilihan hati sanubari saya… bukan akal fikiran saya yang menghitung
untung rugi…).
Sering
akibat latihan judo yang penuh latihan bantingan, kaki saya terkilir
dan terpaksa jalan dan lari dalam barisan sambil terpincang-pincang….(
gila bener saya waktu itu, kok mau ya….mungkin karena saya masih muda,
usia sekitar 20 tahun…gak pikir cape atau takut celaka….pokoknya jalani
aja, gimana nanti…kalau harus mati ya biar aja, itu yang ada dalam
fikiran saya waktu itu…saya demikian bangga bisa masuk AMN dan rela mati
dalam latihan…tapi aneh nyatanya malah bisa hidup segar bugar sampai
sekarang….)
Dari
uraian saya diatas, apakah para pembaca masih setuju dengan pernyataan
beberapa pakar pendidikan di Indonesia yang mengatakan bahawa kasus
penganiayaan dan pembunuhan terhadap yuniornya di kampus STPDN adalah
akibat meniru system pendidikan di Akademi Militer..??? Pertanyaan dalam
hati saya adalah system pendidikan Akademi Militer yang mana???…tolong
jelaskan !!!, karena di AMN tidak demikian….Tapi saya malas beradu
argumentasi di media massa, karena itu saya tulis auto biografi ini,
biar pembaca tahu secara pasti tentang AMN dan tentu hasil
didiknya…Sekedar sharing about true story….Biar besok langit akan
runtuh, kebenaran dan keadilan tetap harus ditegakan…biarlah saya
menegakan kebenaran dan keadilan dengan cara menuis di blog ini
saja…karena saya sudah menjadi masa lalu kehidupan sekarang…..saya
sekarang hanyalah lasykar tak berguna (kata orang Malaysia….)..
Sampai jumpa di episode berikutnya….
kok qanka lokananta ya mas? bukannya Canka Lokananta?
BalasHapuskepo dikit :v doain lulus seleksi ya mas, amin.. insaallah 2018-2019
saya tidak setuju mas soal kasus penganiaayaan yunior di indonesia akibat ulah pendidikan AMN. karna kakak saya nggak pernah cerita soal penganiayaan seperti itu. saya sependapat dengan anda mas. )